Tuesday 29 December 2015

Rekap Mizan Fantasi 2015

Hai kawan!

Sebentar lagi tahun akan berganti. Tentu, banyak yang telah terjadi di tahun 2015 ini. Salah satunya, saya secara resmi ditunjuk sebagai penanggung jawab Mizan Fantasi terbitan Mizan Pustaka (MP). Mizan Fantasi adalah merek yang dipakai untuk menerbitkan novel-novel bergenre fantasi oleh penerbit-penerbit di Grup Mizan (MP, Nourabooks, dan Bentang Pustaka).


Di tahun 2015 ini, Mizan Fantasi keluaran MP ada 14 buku, lebih banyak 4 buku dibandingkan dengan tahun lalu. Ada serial-serial yang sudah selesai semua buku diterbitkan, ada juga serial-serial baru yang tidak kalah seru. Buku-buku apa sajakah? Mari kita lihat satu persatu. :)

Januari 

Awal tahun 2015 dibuka dengan buku terakhir dari trilogi Delirium karya Lauren Oliver, yakni Requiem. Trilogi Delirium adalah salah satu kisah distopia, dengan dunia di mana segala jenis karya sastra dan seni dilarang, dan cinta dianggap sebagai suatu penyakit mematikan. Sebagai penyakit, cinta harus disembuhkan, karenanya pemerintah menciptakan obatnya. Ketika seseorang mencapai usia tertentu, dia harus disuntik obat ini. Berkat obat ini, orang menjadi tenang dan damai, bebas dari gejolak emosi. Tapi di sisi lain, orang itu juga menjadi hambar... dan menjalani kehidupan bagaikan zombi.

Tokoh utama dalam trilogi Delirium adalah Lena Haloway, seorang gadis yatim piatu yang terjangkit penyakit cinta. Dia membuat keputusan drastis ketika dihadapkan pada dua pilihan: disembuhkan dan menjalani kehidupan yang damai, atau kabur bersama kekasihnya Alex dan selamanya diburu oleh antek-antek pemerintah.


Buku 1: Delirium | GoodreadsTemanbuku 
Buku 2: Pandemonium | Goodreads | Temanbuku


Februari

Di bulan inilah buku Mizan Fantasi paling banyak terbit... ada 4 buku. Ada The Revenge of Seven, buku kelima dari serial Lorien Legacies. Serial karya Pittacus Lore (nama samaran) ini mengisahkan tentang beberapa alien dari Planet Lorien yang kabur ke bumi karena diburu oleh para Mogadorian (ras alien jahat). Para alien dari Lorien ini ada 9 orang, disebut Garde, dan dinamai sesuai urutan angka. Sesampainya di bumi, mereka berpencar ke seluruh penjuru dunia dan bersembunyi. Mogadorian tidak bisa membunuh mereka secara acak, harus secara berurutan dari satu sampai sembilan. Para Garde ini juga memiliki berbagai kekuatan super yang dapat membantu mereka mempertahankan diri dalam melawan Mogadorian.

Di buku pertama, I Am Number Four, Garde nomor Satu sampai Tiga telah tewas, dan nomor Empat berusaha mati-matian untuk bertahan hidup, dibantu oleh nomor Enam yang berhasil melacaknya. Muak karena terus-terusan sembunyi, mereka memutuskan untuk balik menyerang Mogadorian, dan untuk itu harus mencari para Garde lain untuk menggabungkan kekuatan.


Buku 1: I Am Number Four | Goodreads
Buku 2: The Power of Six | Goodreads
Buku 3: The Rise of Nine | Goodreads | Temanbuku
Buku 4: The Fall of Five | Goodreads | Temanbuku

Serial Lorien Legacies ini masih berlanjut, dan saat ini Mizan Fantasi sedang menggarap buku keenamnya, The Fate of Ten. Juga sudah ada bocoran judul dan desain sampul untuk buku ketujuh dan (katanya) terakhir, United As One. Kita tunggu saja :)

Untuk para penggemar Lorien Legacies, bisa juga mengobati rasa kangen dengan membaca cerpen-cerpen cerita sampingan dari serial ini, yang diberi nama The Lost Files. Cerpen-cerpen ini pada awalnya rilis hanya dalam bentuk e-book, namun kemudian dikumpulkan dan dijadikan buku. Mizan Fantasi telah menerbitkan The Lost Files: Six's Legacy sebagai bonus dari The Power of Six, The Lost Files: Nine's Legacy & The Fallen Legacies (dua cerpen yang digabungkan), serta yang terbit pada Februari 2015 ini, The Lost Files: Secret Histories

Secret Histories mencakup cerpen The Search for Sam, The Last Days of Lorien, dan The Forgotten Ones.


The Lost Files: Nine's Legacies & Fallen Legacies | Goodreads | Temanbuku

Buku Mizan Fantasi ketiga di Bulan Februari adalah Ignite Me karya Tahereh Mafi, buku terakhir dari trilogi Shatter Me. Trilogi ini juga merupakan kisah distopia, mengambil setting masa depan di mana dunia telah hancur dan dikuasai oleh pemerintah yang disebut Tatanan Baru. Kisah distopia ini sarat romansa, cinta segitiga menjadi salah satu konflik utama yang harus dihadapi oleh tokoh utama perempuannya, Juliette Ferrars.

Konflik lainnya yang dialami Juliette adalah fakta bahwa dia memiliki sentuhan yang mematikan. Orang yang dia sentuh akan tersetrum dan terpanggang hingga tewas. Karena dianggap berbahaya, Juliette dijebloskan ke rumah sakit jiwa dan dikurung di sel tersendiri. Namun suatu hari datang seorang pria yang membantunya meloloskan diri, dan setelah beberapa waktu, Juliette pun menyadari bahwa dia bukan satu-satunya manusia yang memiliki kekuatan supernatural. Dan bahwa dia diharapkan untuk bergabung untuk menggulingkan Tatanan Baru.


Buku 1: Shatter Me | Goodreads | Temanbuku
Buku 2: Unravel Me | Goodreads | Temanbuku

Buku keempat di Bulan Februari adalah The Walking Dead: The Rise of The Governor, karya Robert Kirkman dan Jay Bonansinga. The Walking Dead mengisahkan tentang dunia yang telah terinfeksi virus zombi, dan perjuangan segelintir manusia yang masih bertahan hidup. The Walking Dead pertama kali muncul sebagai novel grafis karya Robert Kirkman, kemudian diadaptasi menjadi serial televisi dengan judul sama. Setelahnya, barulah muncul kisah-kisah sampingan yang dirilis dalam bentuk novel.

The Walking Dead: The Rise of The Governor mengisahkan tentang masa lalu Sang Gubernur, tokoh antagonis yang muncul di serial TV The Walking Dead season kedua dan ketiga. Tokoh yang (bagi saya) menyebalkan setengah mati ini adalah pemimpin di sebuah kota kecil bernama Woodbury. Dia mungkin salah satu penjahat yang paling berkesan bagi para penggemar The Walking Dead. Dia terlihat karismatik, namun menyembunyikan masa lalu kelam yang membuatnya memiliki semacam kelainan jiwa.


April

Setelah Bulan Maret berlalu tanpa satu pun buku Mizan Fantasi rilis, Bulan April menyajikan sebuah buku luar biasa yang berjudul Elantris: The Curse of The Holy City. High fantasy karya Brandon Sanderson ini berdiri sendiri (bukan bagian dari serial), mengisahkan tentang Elantris, ibukota Arelon, kota suci dengan penduduk yang memiliki kemampuan sihir dan hidup abadi. Namun karena satu dan lain hal, kota ini dikutuk, para penduduknya menjadi penyakitan, berkeriput, dan tak berdaya. Elantris di ambang kehancuran.

Tersebutlah seorang putri bernama Sarene, yang datang ke Arelon untuk menikahi pangeran Raoden demi kepentingan politik. Malangnya, pangeran Raoden dikabarkan telah meninggal dunia, padahal sebenarnya dia diasingkan ke Elantris. Pangeran Raoden harus berupaya memusnahkan kutukan Elantris dan menyelamatkan Arelon dari serangan kaum Fjordell.


Juni

Bulan Mei sunyi sepi karena Mizan Fantasi tidak merilis satu buku pun. Baru pada Bulan Juni, muncul sebuah kompilasi cerpen distopia berjudul Shards and Ashes. Para penulis yang berkontribusi dalam buku ini rata-rata telah memiliki nama besar, seperti Veronica Roth (penulis trilogi Divergent), Beth Revis (penulis trilogi Across The Universe), Margaret Stohl (penulis serial Beautiful Creatures), dan Melissa Marr (penulis serial Wicked Lovely).


Agustus

Bulan Juli kembali sunyi sepi... dan di Bulan Agustus hanya rilis satu buku Mizan Fantasi, yakni Through The Ever Night karya Veronica Rossi, buku kedua dari trilogi Under The Never Sky. Mengusung genre distopia, trilogi ini mengisahkan bumi ketika lapisan ozon sudah retak dan disisipi substansi asing yang diberi nama aether. Aether membuat langit bergolak dan badai petir dapat terjadi sewaktu-waktu. Umat manusia terpecah menjadi dua jenis: para Penghuni yang hidup di dalam kubah-kubah perlindungan (pod), dan para Orang Liar yang hidup di alam terbuka. Kedua jenis manusia ini saling membenci.

Aria, seorang gadis Penghuni, difitnah melakukan kejahatan, lalu diusir dari pod-nya. Aria memutuskan untuk mencari ibunya yang tinggal di pod lain. Saat sedang berusaha bertahan hidup di dunia luar, Aria bertemu dengan salah satu Orang Liar, seorang pemuda bernama Perry. Perry ternyata sedang melarikan diri dari sukunya untuk mencari keponakannya yang diculik para Penghuni. Dengan berat hati, Aria dan Perry terpaksa bekerja sama untuk mencapai tujuan masing-masing. Setelah menghabiskan beberapa waktu bersama, muncul rasa sayang di antara mereka berdua.

Trilogi Under The Never Sky adalah salah satu kisah distopia yang saya suka. Kadar aksi dan romansanya pas, alur ceritanya cukup cepat dan enak diikuti. Saya sudah menulis ulasan yang cukup lengkap di sini.


Buku 1: Under The Never Sky | Goodreads | Temanbuku

September

Bulan ini mempertemukan para pembaca Mizan Fantasi dengan dua serial baru yang sama-sama seru. Saya sempat menulis sedikit ulasannya di blog ini. Serial yang pertama adalah Five Kingdoms karya Brandon Mull, dengan buku pertamanya yang berjudul Sky Raiders. Brandon Mull sebelumnya telah menulis serial Fablehaven dan Beyonders, dan dia terkenal dengan gaya berceritanya yang ringan dan asyik untuk diikuti, sangat cocok untuk remaja hingga dewasa.

Five Kingdoms berlatar belakang di sebuah dunia bernama Perbatasan. Sesuai judulnya, Perbatasan disokong oleh lima kerajaan. Dahulu, setiap kerajaan memiliki raja masing-masing, namun sekarang, kelima kerajaan dikuasai oleh seorang tiran. Entah apa sebabnya, muncul monster-monster yang meneror para penduduk di lima kerajaan. Dicurigai ini ada hubungannya dengan sang tiran. Bila keadaan terus berlangsung seperti ini, Perbatasan bisa hancur.

Tersebutlah seorang remaja bernama Cole Randolph. Pada Malam Halloween, Cole dan teman-temannya bermain ke sebuah rumah hantu. Malang, mereka malah diculik oleh segerombolan orang aneh dari dunia Perbatasan, dan hendak dijual sebagai budak. Cole dijual ke komplotan perompak, tapi bukan perompak biasa... Mereka menjarah kastel-kastel di atas awan. Kastel-kastel ini tercipta berkat sihir, dan setiap kastel memiliki bentuk dan isi yang berbeda. Ada yang diisi monster dan berbagai harta karun, ada juga yang kosong. Untuk itu, diperlukan seorang pengintai untuk menilai apakah sebuah kastel layak dijarah atau tidak. Bisa juga disebut tumbal, karena posisi pengintai adalah yang pertama menghadapi ancaman kematian. Cole ditugaskan sebagai pengintai.

Dalam hatinya, Cole bertekad untuk melarikan diri dari komplotan perompak, lalu entah bagaimana caranya dia ingin mencari dan menyelamatkan teman-temannya. Sementara itu, dia harus berjuang sebaik mungkin untuk bertahan hidup.


Serial kedua di Bulan September adalah The History Keepers karya Damian Dibben, dengan buku pertama berjudul The Storm Begins. Buku ini mengangkat tema penjelahan waktu. History Keepers adalah nama sebuah organisasi yang bertujuan untuk menjaga sejarah, mencegah orang-orang jahat mengubah sejarah (dan menguasai dunia).

Seperti halnya dalam Five Kingdoms: Sky Raiders, The History Keepers: The Storm Begins juga memiliki tokoh utama remaja pria. Namanya Jake Djones. Selama ini Jake tidak tahu bahwa orang tuanya adalah agen-agen History Keepers. Ketika orang tuanya dinyatakan hilang dalam sebuah misi, mau tidak mau Jake dipaksa terlibat dengan organisasi rahasia ini. 


Kedua buku di Bulan September ini memiliki kadar aksi yang lebih banyak daripada kadar romannya. Jadi, sekali lagi, ini bacaan yang cocok untuk remaja, dan untuk orang dewasa yang menginginkan bacaan ringan nan seru.

Oktober

Di bulan ini, ada dua buku yang diterbitkan Mizan Fantasi. Yang pertama adalah The Last Dragonslayer karya Jasper Fforde, yang mengambil tema sihir dan naga dengan setting dunia modern (bukan kerajaan kuno). Ceritanya, kadar sihir di dunia modern ini sudah sangat menipis, sehingga para penyihir harus bertahan hidup dengan melakukan pekerjaan remeh temeh seperti pesan antar menggunakan karpet terbang, atau perbaikan pipa rumah tanpa harus bongkar tembok.

Tokoh utama dalam The Last Dragonslayer adalah gadis remaja bernama Jennifer Strange. Dia anak terlantar yang bekerja di sebuah agensi penyihir. Jennifer yang khawatir dengan kondisi sihir saat ini, curiga bahwa ini ada hubungannya dengan satu-satunya naga yang masih hidup di dunia. Ada ramalan yang beredar bahwa naga itu akan segera tewas, dibunuh oleh seorang Pembantai Naga. Jennifer bertekad untuk mematahkan ramalan ini, karena dia curiga bahwa jika naga terakhir tewas, sihir pun akan musnah dari dunia. Tapi bagaimana cara Jennifer mematahkan ramalan ini? Apalagi ketika semua orang menginginkan naga itu tewas.

The Last Dragonslayer minim romansa, tidak terlalu banyak aksi, tapi alur ceritanya amat mulus dan diperkaya dengan humor yang menyegarkan. Karena buku ini tidak terlalu tebal, bisa dibaca dalam sekali duduk.


Buku kedua di Bulan Oktober adalah buku terakhir dari trilogi Under The Never Sky, yakni Into The Still Blue. Harus saya akui bahwa saya sangat senang bisa menyelesaikan serial ini, apalagi akhir ceritanya amat memuaskan.

Dalam Into The Still Blue, Aria dan Perry berjuang mencari sebuah tempat bernama Still Blue, satu-satunya tempat aman di dunia, di mana langit masih bersih, bebas aether. Mereka harus meyakinkan para Penghuni dan Orang Liar untuk mau bekerjasama demi mencapai tujuan itu. Bukan tugas yang mudah tentunya, mengingat kedua kaum ini sudah saling benci selama bertahun-tahun.


Buku 1: Under The Never Sky | Goodreads | Temanbuku
Buku 2: Through The Ever Night | Goodreads | Temanbuku

November 

Bulan ini hanya satu buku yang terbit, sebuah seri baru karya Marie Lu yang sebelumnya telah sukses dengan trilogi Legend. Judulnya adalah The Young Elites. Sejak pertama kali membaca buku ini, saya langsung jatuh cinta, karena tokoh-tokohnya memiliki karakter yang kuat, dan secara keseluruhan nuansa ceritanya gelap.

The Young Elites berlatar belakang kerajaan kuno, dengan gaya setipe renaisans.  Beberapa tahun sebelum kisah dimulai, seluruh negeri dilanda wabah berdarah yang menelan banyak sekali korban. Segelintir orang yang berhasil selamat dari wabah ini jadi memiliki keanehan fisik. Adelina Amouteru salah satunya. Gadis muda ini kini kehilangan sebelah matanya, dan rambutnya menjadi sewarna perak.

Orang-orang yang berhasil selamat dari wabah berdarah ini lalu dijuluki malfetto dan direndahkan oleh masyarakat. Sebagian dari mereka juga ternyata jadi memiliki beragam kemampuan supernatural, dan bisa menggunakannya untuk membunuh orang dengan mudah. Tanpa dia sadari, Adelina pun memiliki kemampuan ini... dia memiliki kemampuan untuk menciptakan ilusi. Dia kemudian ditemukan oleh pemimpin sebuah perkumpulan rahasia bernama Dagger Society, dan diajak bergabung. 

Berhubung Adelina disiksa lahir batin oleh ayah kandungnya selama bertahun-tahun, ada kegelapan dalam dirinya yang selalu menuntut untuk balas dendam. Walaupun Adelina sudah berusaha keras menekannya, kegelapan itu mewujud dalam ilusi-ilusi yang dia ciptakan. Pada akhirnya, dia mengalami kesulitan untuk menunjukkan kesetiaan dan kebaikan yang orang-orang harapkan darinya.

Desember

Di bulan terakhir tahun 2015 ini juga hanya terbit satu buku, yakni The Walking Dead: The Road to Woodbury. Ini adalah kelanjutan dari The Walking Dead: The Rise of The Governor, tapi bisa juga dibaca secara terpisah, karena tokoh utamanya berbeda, dan alur ceritanya tidak langsung meneruskan alur cerita buku pertama.

Dalam The Road to Woodbury, pembaca dibawa mengikuti petualangan seorang gadis muda bernama Lily Caul, bersama dengan beberapa orang temannya sesama penyintas. Mereka tiba di kota Woodbury yang telah dipimpin oleh Sang Gubernur. Pada awalnya, kota ini bagaikan sebuah suaka sempurna dari serangan para zombi, namun lambat laun Lily menyadari ada yang tidak beres, terutama dalam diri Sang Gubernur. Pria karismatik itu memiliki kegemaran yang tidak wajar terhadap kekerasan. Lily berusaha menyakinkan teman-temannya untuk pergi dari Woodbury secepat mungkin, tapi teman-temannya terlanjur terjerat oleh karisma Sang Gubernur. 

Goodreads | Temanbuku

Buku 1: The Rise of The Governor | Goodreads | Temanbuku

Oke. Kisah invasi zombi ini menutup tahun 2015 bagi Mizan Fantasi. Terima kasih banyak kepada semua pembaca setia Mizan Fantasi! Dukungan kalian terus memacu Mizan Fantasi untuk menerbitkan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Semoga tahun depan akan menjadi tahun yang lebih baik bagi industri buku pada umumnya, dan buku fantasi khususnya.

Sebelum saya pamit, sepertinya kurang afdol kalau saya tidak memberikan sedikit bocoran buku Mizan Fantasi yang akan terbit tahun 2016. Ada favorit kawan-kawan di antaranya?


Sampai jumpa lain waktu, dan selamat melanjutkan aktivitas tengah minggu :)

Monday 21 December 2015

Jurnal Mewarnai I - Buku-Buku Mewarnai Favorit

Prakata

Menggambar dan mewarnai adalah salah satu hobi yang tak lagi saya tekuni sejak lulus bangku SMA. Perkuliahan yang mengharuskan saya untuk lebih banyak membaca, dan hilangnya kawan-kawan yang memiliki minat sama dalam hal ini, membuat saya membiarkan tumpukan kertas bergambar dan sejumlah pensil warna terbengkalai di rak buku. Namun, setiap kali bertandang ke toko peralatan tulis, saya tak pernah luput mengagumi deretan alat mewarnai... bahkan membelinya, meskipun tak tahu kapan akan menggunakannya.

Jadi, senang sekali rasanya ketika muncul kesempatan untuk kembali mewarnai, melalui munculnya buku-buku mewarnai untuk dewasa, dengan gambar-gambar yang kompleks dan indah. Benar kata Johanna Basford, selembar kertas kosong bisa membuat malas untuk memulai, tapi jika sudah ada gambarnya, dan kita tinggal mewarnai, tentu akan lebih mudah.

Dari Secret Garden

Terkadang ada perasaan was-was dan segan, bagaimana jika setelah diwarnai, saya malah merusak keindahan gambar yang telah ada? Bagaimana jika paduan warna yang saya gunakan ternyata tidak sedap dipandang? Yah, saya berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran negatif seperti itu dan mulai saja mewarnai. Saya pikir ini bisa disiasati dengan melihat berbagai hasil gambar yang sudah diwarnai sebagai inspirasi (bisa dicari di Instagram atau Pinterest), bahkan ada juga yang mengunggah video berbagai teknik mewarnai, seperti @madame_color.

Lalu, jangan terlalu membanding-bandingkan hasil mewarnai sendiri dengan hasil orang lain, karena setiap orang memiliki gaya yang berbeda dan pengalaman serta kemampuan artistik yang berbeda. Jangan bandingkan diri dengan ilustrator kawakan. Nikmati saja kegiatan mewarnai itu sendiri. Cobalah berbagai gaya dan teknik, coba berbagai jenis alat mewarnai. Jangan jadikan mewarnai sebagai beban, ini seharusnya menjadi hobi yang menyenangkan :)

Buku Mewarnai yang Saya Miliki

Sejauh ini saya telah memiliki empat buku mewarnai. Yang pertama kali saya beli adalah Secret Garden karya Johanna Basford, kemudian The Color of Art terbitan Hutamedia, lalu The Lost Ocean karya Johanna Basford, dan yang terakhir The Time Chamber karya Song Daria. Kecuali The Color of Art, semua buku ini saya pesan melalui Periplus Online, karena semuanya terbitan luar negeri.


Secret Garden adalah yang paling memuaskan bagi saya, secara konten dan kemasan. Saya telah menulis artikel lebih lengkap tentang buku ini, beserta segala kelebihannya, di Sekeping Es. Saya juga telah berkomitmen untuk mewarnai secara berurutan dari halaman pertama, dan sejauh ini saya telah selesai mewarnai hingga halaman 17.


Color of Art saya beli sekadar untuk memuaskan rasa penasaran akan kualitas bukunya. Penerbit buku ini mengeluarkan beberapa buku mewarnai dalam waktu nyaris bersamaan... hebat sekali. Padahal saya pikir membuat satu buku mewarnai saja sudah cukup sulit dan memakan waktu. Yah, ternyata isinya diambil dan dikumpulkan dari Freepik dan Shutterstock. Pantas saja cepat.

Saya kurang berminat mewarnai buku ini sampai selesai, lagipula bukunya sedang dipinjam teman kantor, untuk referensi. Oh iya, ulasan lebih lengkap tentang Color of Art bisa dibaca di sini.


Lost Ocean adalah buku mewarnai ketiga karya Johanna Basford. Berbeda dengan Secret Garden dan Enchanted Forest (buku keduanya), Lost Ocean diterbitkan oleh Penguin. Jelas kemasannya sedikit berbeda. Warna kertasnya lebih putih. Binding-nya dilem, bukan dijahit... Hiks.


Saya baru sempat sedikit mewarnai halaman nama saja, senang karena akan banyak memadukan warna biru, hijau, dan toska. Saya juga iseng-iseng memulas latar belakang gambar dengan... eye shadow. Habisnya, saya kalau beli eye shadow cuma karena suka melihat warnanya... jarang saya pakai (memang malas pakai make-up). Daripada eye shadow itu menganggur (dan kedaluarsa), ya saya pakai untuk mewarnai saja :p Diaplikasikannya pakai jari.


Buku keempat yang saya beli, The Time Chamber, adalah karya ilustrator asal Korea, Song Daria. Faktor yang membuat saya memilih buku ini adalah karena bukunya memiliki alur cerita dan ada tokoh berbentuk manusia (peri yang menyerupai gadis kecil).

Buku Mewarnai yang Ingin Saya Miliki

Saat ini hanya ada dua buku mewarnai lagi yang membuat saya penasaran, dan kebetulan keduanya karya ilustrator asal Filipina :D Yang pertama adalah Animorphia karya Kerby Rosanes, dan yang kedua adalah Around the World With Googly Gooeys.

Saya pertama kali berkenalan dengan karya-karya Kerby Rosanes lewat akun Instagramnya yang ditunjukkan oleh Mbak Esti (rekan kerja saya).


sumber: thedesignerwall.com
Di dalam Animorphia, Kerby memadukan gaya doodle dan realisme, dan itulah yang membuat karyanya unik dan saya sangat tertarik ^^.


Googly Gooeys adalah karakter yang diciptakan oleh sepasang suami istri, Ponggo dan Tippy Go. Saya bertemu dengan Tippy pada acara KLTCC 2015, saat dia berkunjung ke stan Mizan dan memberikan kartu namanya. Tippy mewakili komunitas ilustrator Filipina. Kami juga sedikit berbincang-bincang tentang buku dan ilustrasi.

Tertarik dengan gaya ilustrasi Googly Gooeys yang lucu dan unik, saya pun mulai mengikutinya di Twitter dan Instagram. Dari Instagram pula saya mengetahui tentang rilisnya buku mewarnai ini :D


Oh iya, saat ini Tippy sedang mengandung anak pertamanya dan akan segera melahirkan. Semoga semua prosesnya lancar!

Penutup

Beberapa kawan bertanya pada saya, apa yang saya gunakan untuk mewarnai, dan saya biasanya menjawab singkat-singkat saja sesuai pengetahuan saja yang cuma sedikit dalam dunia warna-mewarnai. Di Jurnal Mewarnai berikutnya saya akan membahas alat-alat apa saja yang saya gunakan untuk mewarnai. Sampai jumpa, dan semoga harimu menyenangkan :)