Tuesday 10 November 2015

Bersiap Menyambut Gadis Pencipta Ilusi dan Para Zombi

Selamat siang kawan-kawan :)
Bulan November sudah seminggu lebih berlalu, tapi saya baru sempat menulis artikel di blog... itu pun pilih bahan yang mudah saja: contekan buku yang akan terbit dari Mizan Fantasi :D

Habis bagaimana ya... akhir-akhir ini hujan terus. Sekalipun saya suka hujan, tapi hawanya jadi membuat saya ingin malas-malasan terus, apalagi kalau habis kehujanan, badan jadi lebih lelah... Haha... #alasan :p

Mizan Fantasi!
Mana suaranya, para penggemar novel-novel fantasi? :D
Langsung saja ke contekan buku pertama...

cover preview, not final version.
Kawan-kawan pasti sadar kan banyak huruf "s" yang hilang... hihi.

The Young Elites

Penulis: Marie Lu
Penerjemah: Prisca Primasari


Semua orang ketakutan. Malfetto adalah jelmaan iblis.

Wabah berdarah yang nyaris memusnahkan semua penduduk negeri, memunculkan kengerian baru. Segelintir orang yang selamat menjadi malfetto, orang-orang terkutuk. Apalagi mereka memiliki kekuatan supernatural dan dapat membunuh sesuka hati. Kerajaan membentuk pasukan inkuisisi untuk memburu mereka karena dianggap berbahaya dan mengancam pemerintahan.

Kehidupan Adelina Amouteru berubah total ketika dia kehilangan mata kirinya dan rambutnya berubah sewarna perak. Dia malfetto. Sang ayah yang merasa malu, berusaha menjualnya. Adelina menolak dan berusaha kabur. Malangnya, dia tertangkap oleh pasukan inkuisisi dan hendak dijatuhi hukuman mati. Pada hari eksekusi, seorang pemuda misterius bernama Enzo menyelamatkan Adelina. Ternyata Enzo adalah pemimpin Dagger Society, sekelompok Elite Muda yang berencana menggulingkan pemerintahan. Karena tidak punya pilihan lain, Adelina bergabung dengan mereka. Namun ketika tiba waktunya melakukan kudeta, Adelina dihadapkan pada pilihan sulit: mengkhianati Dagger Society atau mengkhianati adik perempuannya sendiri. Apa pun yang dipilihnya, kematian mungkin menunggunya.

Kanan: Marie Lu
Kiri: desain sampul The Young Elites versi Putnam

The Young Elites adalah buku pertama dari trilogi, buah pena Marie Lu yang sebelumnya telah sukses dengan trilogi Legend-Prodigy-Champion. Bisa dibilang The Young Elites memiliki atmosfer yang lebih dewasa dan gelap. Sepanjang cerita, tokoh utamanya terus berperang dengan kegelapan di dalam dirinya.

Saya pribadi lebih suka The Young Elites dibandingkan dengan trilogi Legend. Walaupun bagian-bagian awal agak membosankan dan menyebalkan (karena Adelina seperti remaja galau nan plin plan), menjelang akhir saya jadi berdebar-debar dan gregetan. Tidak sabar untuk segera membaca buku selanjutnya, dan mengenal lebih jauh tokoh-tokoh baru yang sedikit disebut di akhir cerita.

Adelina Amouteru
Sketsa karya Marie Lu

The Rose Society, sekuel dari The Young Elites, baru saja terbit di Amerika, dan saya sedang menunggu bukunya datang agar bisa segera diproses.

Jika kedua buku lanjutan The Young Elites juga sukses membuat saya terkesan, sepertinya saya akan menjadikan Marie Lu salah satu penulis favorit sepanjang masa, dan saya akan selalu menantikan karya-karya barunya (serta membelinya, tentu!).

Tambahan info, Marie Lu mahir menggambar, dan dia selalu membuat sketsa tokoh-tokoh dalam cerita yang dia tulis. Coba deh main ke akun Pinterest Marie Lu. Di situ juga ada gambar-gambar yang menginspirasi Marie Lu dalam menulis trilogi The Young Elites. Oh iya, jangan dibaca komentar-komentar orang di situ, kalau khawatir terkena spoiler.


Sekarang kita ke contekan buku kedua ya...

cover preview, not final version.

The Walking Dead: The Road to Woodbury

Penulis: Robert Kirkman & Jay Bonansinga
Penerjemah: Maria Lubis

Dunia sudah di ambang kiamat. Mayat-mayat hidup merajalela dan memangsa mereka yang masih bertahan hidup. Setelah diusir dari sebuah kelompok penyintas, Lilly Caul dan beberapa orang temannya tiba di Woodbury untuk mencari suaka. Pada pandangan pertama, kota yang dipimpin oleh Sang Gubernur, Phillip Blake, ini nampak sebagai tempat sempurna. Tapi tak butuh waktu lama bagi Lilly untuk menyadari bahwa ada kebusukan di baliknya.

Para penduduk Woodbury dilanda ketakutan dan dikuasai amarah terpendam yang sewaktu-waktu dapat memicu pertarungan hingga mati. Mereka tidak hanya membantai para zombi, tapi juga tega membunuh sesama manusia. Sang Gubernur hanya menyaksikan semua ini sembari tersenyum misterius. Lilly yang muak pada cara Sang Gubernur memerintah, mengumpulkan sekutu untuk melakukan kudeta. Dan semua nyaris berjalan lancar, hingga muncul serangan zombi besar-besaran. Bisakah Lilly dan teman-temannya menyelamatkan diri dari kekacauan ini?

___________________________________________

Ini lanjutan dari The Walking Dead: The Rise of The Governor, karena masih menceritakan tentang Sang Gubernur dan kota Woodbury yang sekarang dia pimpin. Di buku pertama kita disajikan masa lalu kelam Sang Gubernur, dan apa yang membuatnya menjadi seseorang berdarah dingin. Di buku kedua ini, kita akan melihat lebih banyak kegilaan Sang Gubernur, termasuk awal mula dia membuat acara duel manusia melawan zombi sebagai hiburan warga yang haus akan kekerasan.

Sang Gubernur dalam serial TV The Walking Dead
Sumber: dailymail.co.uk

Berhubung novel ini berkaitan dengan cerita di serial televisinya, saya sarankan untuk menontonnya juga, terutama season 2 dan 3, di mana Sang Gubernur muncul. Saya pribadi sangat membenci tokoh ini... cerita masa lalunya entah kenapa tidak membuat saya bersimpati. Dan ini berarti...dia sukses sebagai seorang penjahat.

The Walking Dead: The Road to Woodbury sarat aksi dan kekerasan, tapi juga ada dramanya. Selalu, kita dibuat mempertanyakan hilangnya kemanusiaan. Tidak perlu muncul zombi, sekarang saja kemanusiaan sudah menjadi hal yang langka. Jika kita menunjukkan sisi kemanusiaan, kita akan dimangsa oleh orang-orang egois yang hanya akan memanfaatkan kebaikan kita. Selalu, kita dibuat berpikir untuk bersikap lebih hati-hati dalam memilih sekutu. Mungkin, sudah tidak ada lagi yang namanya "jangan pilih-pilih teman" atau "memperlakukan orang tanpa pandang bulu."


Semoga kedua buku ini bisa rilis sebelum akhir tahun.
Salam Mizan Fantasi! :)

No comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan pesan jika berkenan :)