Tuesday, 17 March 2015

Ingin Baca Ini, Baca itu, Baca Semuanya!

Terlalu banyak buku, terlalu sedikit waktu untuk membacanya.

Tumpukan buku yang sedang dan akan dibaca
Sebagai pencinta buku, ini masalah klasik, dan saya yakin bukan saya saja yang mengalaminya. Hahaha. Faktanya, semakin banyak buku yang sudah dibaca, semakin banyak pula buku yang ingin dibaca. Seolah-olah satu buku merekomendasikan sepuluh buku lainnya. Walhasil, daftar keinginan pun semakin panjang dan tak habis-habis.

Dari kecil saya memang gemar membaca, tapi tidak pernah sampai kelimpungan mencari waktu luang untuk membaca habis buku-buku yang sudah dibeli (seperti saat ini). Memang, lingkungan sangat berpengaruh. Saya merasakan sendiri, setelah bekerja di sebuah perusahaan penerbitan, saya mendapat banyak informasi tentang buku, dan banyak buku yang menggoda untuk dibeli dan dibaca.

Selain itu, kemudahan berbelanja buku lewat internet juga berpengaruh. Dulu, untuk membeli buku saya selalu datang ke toko buku. Sampai sekarang pun sebenarnya saya lebih suka datang langsung ke toko buku dan memegang bentuk fisik buku yang ingin dibeli. Ada kesenangan tersendiri jika datang langsung ke toko buku dan melihat buku-buku berjajar di rak. Sayangnya, sekarang waktu untuk berjalan-jalan ke toko buku sulit sekali kuluangkan. Ada hal-hal lain yang harus diprioritaskan.

Beli atau Pinjam?

Keinginan saya untuk membeli buku selalu bertentangan dengan kondisi keuangan, jadi bagaimana menyiasatinya? Saya selalu meninjau ulang daftar keinginan, memilah-milah buku mana saja yang layak baca dan dikoleksi, dan mana saja yang layak baca tapi tidak layak dikoleksi. Biasanya saya hanya akan membeli buku-buku dalam kategori pertama. Sedangkan untuk buku-buku dalam kategori kedua, saya lebih suka pinjam (atau sewa) atau mencarinya dalam format e-book. Domisili saya di Bandung, dan biasanya saya sewa buku di Pitimoss Library. Saya sudah menjadi anggota di sana sejak zaman SMA (berarti sudah sepuluh tahun lebih).

Layak Baca dan Dikoleksi

Seperti apa buku-buku yang menurut saya layak baca dan dikoleksi? Yang saya suka cerita dan desain sampulnya. Ya, bagi saya, desain sampul adalah bagian yang sangat penting dari sebuah buku. Saya suka memandangi koleksi buku yang dipajang di rak, dan tentu saja yang terlihat mata adalah desain sampulnya kan? Jika ada orang yang merekomendasikan sebuah buku bagus, pasti saya lihat desain sampulnya dulu. Kalau sampulnya saya suka, kemungkinan besar saya akan membelinya. Tapi kalau tidak, ya pinjam atau cari e-book saja. Perkecualian untuk buku yang ceritanya benar-benar bagus... walaupun sampulnya tidak bagus, saya mungkin akan membelinya... dan melapisinya dengan sampul lain. Hehe.
Jenis-jenis desain sampul yang menggoda iman saya.. huhu...

Baca di Rumah, Baca di Kantor, Baca di Mana-Mana

Saya biasa baca beberapa buku sekaligus. Kalau sedang di kantor, saya baca buku-buku yang ada urusannya dengan pekerjaan; naskah buku yang akan terbit, atau buku yang dievaluasi kelayakan terbitnya. Kalau sedang di rumah, baru baca buku murni untuk bersenang-senang. Biasanya saya baca buku sambil sarapan atau makan malam. Kalau ada buku yang seru, saya bisa bangun tengah malam dan membacanya selama satu atau dua jam. Waktu selebihnya saya habiskan bersama keluarga, terutama anak saya.

Saya juga membaca ketika bepergian (kalau perginya tidak bersama anak), misalnya sewaktu nunggu antrian di rumah sakit. Tapi saya tidak mau lagi membaca di dalam kendaraan yang bergerak, karena cepat sekali membuat saya merasa pusing dan mual. Yang pasti, saya selalu usahakan membawa buku di tas.

Buku-Buku Favorit Saya

Istilah buku itu sangat umum dan luas ya. Buku-buku macam apa yang suka saya baca? Novel dan komik. Saya pernah juga baca buku-buku nonfiksi (ya, buku pelajaran dan buku teks kuliah kan nonfiksi... hehe), tapi saya jauh lebih suka buku-buku fiksi.

Lebih spesifik lagi, saya suka novel dengan genre fantasi, horor, misteri, thriller. Salahkan RL Stine yang meracuni saya dengan serial Goosebumps dan Fear Street-nya ketika saya masih SD :)) Saya kurang suka novel yang pure romance dan komedi. Novel yang terlalu "manis" cenderung membuat saya mual dan setengah mati menyelesaikan membacanya.

Kalau komik, saya suka komik Jepang alias manga. Akhir-akhir ini saya juga suka komik-komik karya komikus Indonesia, dan saya senang sekali industri komik di Indonesia tampaknya semakin maju.
Karya-karya komikus lokal

Selain novel dan komik, saya juga suka buku-buku cerita anak, apalagi yang banyak ilustrasi berwarnanya. Setelah punya anak, saya merasa semakin punya alasan untuk membeli buku cerita anak-anak. Haha.

Ayo Membaca

Ada yang bilang, menghabiskan timbunan buku itu mustahil... karena selalu ada saja tambahan buku-buku baru. Kecepatan membeli lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan membaca. Yah, mungkin memang benar, tapi saya ingin tetap optimistis. Harus tetap membaca, walau terkadang semangatnya menurun, walau terkadang lebih suka nonton film (bisa tidak, menonton sambil membaca?). Yuk, membaca :)

No comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan pesan jika berkenan :)