Wednesday 29 July 2015

Setiap Perjalanan Pasti Memberikan Makna

Sebelum Bulan Juli berakhir, saya ingin menulis satu artikel lagi di blog ini, karena target saya adalah menulis setidaknya dua artikel per bulan. Kemudian saya memikirkan apa yang sebaiknya saya tulis... yah, bagaimana kalau saya beri sedikit bocoran tentang dua buku perjalanan yang sedang digarap Penerbit Qanita?

Buku pertama adalah buku terjemahan dari Bahasa Jerman. Judul aslinya Liebe in Zeiten der Cola, atau bahasa Inggrisnya Love in The Time of Cola. Ini pelesetan dari judul sebuah novel terkenal karya Gabriel Garcia Marquez, Love in The Time of Cholera. Untuk versi Bahasa Indonesianya, kami memutuskan untuk memakai judul The Geography of Love.

Buku ini ditulis oleh seorang pria bernama Peter Theisen, yang ingin meneliti makna cinta di berbagai belahan dunia. Dia kemudian melakukan perjalanan ke Georgia, Kolumbia, Zanzibar, Sumatra, dan Kepulauan Polinesia. Banyak hal unik dan menarik, juga lucu, yang Peter temukan selama perjalanannya. Lalu simpulan apa yang Peter ambil di penghujung perjalanannya, apakah menyaksikan makna cinta di berbagai macam kebudayaan dapat membuatnya mantap untuk mengakhiri masa lajangnya?
Peter Theisen
Peter Theisen menghadiri sebuah acara pernikahan di Padang


Buku kedua berjudul Mom, Let's Go (atau dikenal juga dengan judul Mom, Let's Hit The Road) karya Tae Won Joon. Buku ini terjemahan dari Bahasa Korea, berisi kisah perjalanan seorang anak lelaki dan ibunya keliling dunia. Salah satu poin menarik dari buku perjalanan ini adalah keputusan sang anak untuk berkeliling dunia bersama ibunya, bukan dengan sahabat atau pacar. Sebuah keputusan yang luar biasa menurut sebagian besar orang, apalagi mengingat usia sang ibu sudah tidak lagi muda. Namun bagi Tae Won Joon, ini adalah keputusan yang tidak perlu dipikir dua kali, menurutnya tidak ada alasan untuk tidak mengajak ibunya.

Oh iya, jangan pikir perjalanan ibu dan anak ini nyaman dan menghambur-hamburkan uang. Mereka backpacking, lho! Saat membaca buku ini, saya kagum sekali pada ketangguhan sang ibu. Bukan berarti sang anak tidak tangguh juga ^^ Sepanjang perjalanan, ibu dan anak benar-benar saling menjaga, dan walaupun terkadang konflik tak terhindarkan, pada akhirnya semua yang terjadi semakin mengeratkan hubungan mereka.
Tae Won Joon
Sumber: campuslife.co.kr
Tae Won Joon dan ibunya
Sumber: http://pds.joins.com/

Ibu dan anak ini juga sempat mengunjungi Indonesia, tapi cuma di Jakarta, dan itu pun cuma sebentar. Sayang sekali ya. Padahal banyak sekali kekayaan alam Indonesia yang pastinya dapat mereka berdua nikmati :D
Dong Ik, ibunda Tae Won Joon

Kebetulan kedua buku ini diterjemahkan dari bahasa yang tidak saya kuasai, jadi meskipun saya berperan sebagai editor penanggung jawab, keduanya disunting oleh editor yang bukan in-house. Karena itu pula, proses penyelarasan bahasanya cukup memakan banyak waktu. Semoga hasilnya dapat diterima dengan baik oleh para pembaca. Lebih senang lagi jika nanti para pembaca bukunya terinspirasi untuk melakukan perjalanan, dan yakinlah, setiap perjalanan pasti memberikan makna tersendiri :)

No comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan pesan jika berkenan :)