Monday 7 September 2015

IIBF 2015 Daebak!

Hari Minggu, 6 September 2015 kemarin, saya berkunjung ke Indonesia International Book Fair (IIBF) bersama dengan rekan-rekan kantor. Tujuan utamanya adalah untuk membantu acara Fantasi Vaganza, sedangkan jalan-jalan dan lihat bukunya itu bonus. Hehe.

Pintu masuk IIBF 2015

Tahun ini, untuk pertama kalinya IIBF diadakan di JCC (Jakarta Convention Center), setelah tahun-tahun sebelumnya diselenggarakan di Gelora Bung Karno yang sumpek dan panas itu. JCC tempatnya lebih enak, jadi tak heran kalau sewanya juga lebih mahal. Walhasil, IIBF kali ini waktu pelaksanaannya lebih singkat, cuma 5 hari. Syukurnya, tidak ada tiket, alias masuknya gratisss.

Tamu kehormatan IIBF 2015 adalah Korea, dan menurut saya mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan sangat baik, terbukti dari desain stan yang menarik dan bersih, dengan buku-buku yang tertata dengan rapi. Ditambah lagi ada Pororo raksasa yang dengan ramah bersedia diajak foto-foto oleh para pengunjung pameran (tapi saya lupa berfoto dengannya -_-).

Di panggung utama, ada diskusi tentang industri buku Korea, yang saya dengar sepintas-sepintas saja karena sambil berjalan-jalan dari stan ke stan. Setelah itu, ada pertunjukan musik khas Korea yang cukup menarik perhatian para pengunjung.

Pertunjukan musik Korea.

Buku-Buku Anak Dari Korea

Buku-buku Korea yang paling menarik perhatian saya adalah buku-buku anak-anaknya. Saya suka sekali dengan gaya-gaya ilustrasinya... sangat indah. Katanya sih gaya ilustrasi buku semacam ini tidak laku di Indonesia. Sayang sekali.

Salah satu buku anak favorit saya,
Twinkle, All The World

Twinkle, All The World karya Lee Yuma

Buku ini menggambarkan keseharian seekor anak kucing... dia jalan-jalan ke mana saja dan bertemu apa saja. Ilustrasinya tidak berwarna-warni, hanya menggunakan variasi warna hitam, putih, abu-abu, biru tua, dan cokelat. Sederhana, namun indah. Buku ini memenangi Korean Award for Hans Christian Andersen untuk kategori seni.

Sampul depan buku Twinkle, All The World
Bagian dalam buku Twinkle, All The World

The 9th Life karya Shin Hyuna

Masih tentang kucing, tapi dengan aura yang lebih kelam. 9th Life mengisahkan tentang kucing-kucing telantar yang menghadiri suatu upacara pemakaman kucing selama semalam suntuk. Sampul depannya sangat sederhana--hitam, dengan siluet putih sesosok kucing. Tapi tetap menarik kan? ^_^

Sampul depan The 9th Life.
Ilustrasi-ilustrasi di dalam bukunya hitam-putih, tapi terlihat sangat cantik dan misterius, persis seperti seekor kucing,
Para kucing telantar pergi ke upacara pemakaman kucing.
Suasana di pemakaman kucing
Ketika pagi tiba, kucing-kucing kembali ke rutinitas masing-masing.

One Day Morning karya Lee Jin-hee

Kisah tentang seorang rusa yang kehilangan salah satu tanduknya. Kemudian dia melakukan perjalanan untuk menemukan tanduknya itu.
Sampul depan One Day Morning
Ilustrasinya menggunakan warna-warna pastel, sehingga nuansanya lembut dan menenangkan.
Ilustrasi di dalam One Day Morning
Sang rusa melakukan perjalanan.

The Black Lion karya Lee Ji-sun

Seorang gadis kecil pergi ke museum seni bersama orangtuanya. Dia mendengar sebuah suara aneh, dan menemukan sebuah pintu masuk ke dalam salah satu lukisan.

Sampul depan The Black Lion.
Sampulnya berjendela, alias bolong.

Di dalamnya, sang gadis kecil bertemu dengan seekor singa hitam.

"Halo!"
"Apa kau takut padaku?"

Mereka kemudian berpetualang ke berbagai tempat.

Coba tebak, di mana sang singa hitam berada?
Bermain di dalam bunga.

Pada akhirnya, sang gadis kecil harus pulang, tapi dia berjanji akan kembali lagi.
Sepertinya ceritanya agak sedih... singa hitamnya tampak amat kesepian.

"Sampai jumpa lagi."

Kembali ke Pameran

Berhubung hari ini hari terakhir, pengunjungnya sangat banyak. Saya datang sebelum tengah hari, tapi pengunjungnya sudah lumayan banyak, jadi saya tidak ambil banyak foto karena repot. Stan-stan yang menarik minat saya hanya stan-stan buku impor, seperti Kinokuniya dan Periplus. Di Kinokuniya buku-bukunya terbilang mahal dan hanya didiskon 10%. Di Periplus, buku-bukunya murah, tapi berantakan di dalam boks dan rak. Saya malas sekali harus berdesak-desakan dengan pengunjung lain. Di kedua stan ini, tidak ada buku yang saya taksir untuk dibeli.
Suasana di stan Periplus
Tidak jauh dari Periplus ada stan Bybooks & Friends, tempat saya pernah menemukan buku-buku anak yang lucu waktu di IBF 2015. Sayangnya, kali ini buku-bukunya tidak begitu lucu :)) dan saya hanya membeli dua buku yang sepertinya akan anak saya suka. Setelahnya juga saya tidak membeli buku apa pun lagi.
Hanya kedua buku ini yang saya beli di IIBF 2015 ^^

Acara Fantasi Vaganza

Acara ini adalah ajang berkumpulnya para pembaca novel Mizan Fantasi. Ini tahun kedua Fantasi Vaganza diadakan. Di dalamnya ada acara Amazing Race dan Aptitude Test (semacam cerdas cermat), dan juga ada talkshow. Di Amazing Race, para peserta yang satu timnya terdiri dari tiga orang, diharuskan mendatangi beberapa pos yang sudah disiapkan dan melakukan tantangan yang diberikan penjaga pos. Nantinya, tiga tim terbaik akan melanjutkan ke babak selanjutnya, yaitu Aptitude Test.
Poster acara Fantasi Vaganza 2

Selepas tengah hari, para peserta Fantasi Vaganza sudah berkumpul. Peserta berasal dari berbagai fandom novel fantasi, seperti LorienINA (fandomnya serial Lorien Legacies), Maze Runner ID (fandomnya serial The Maze Runner), TMIndo (fandomnya serial The Mortal Instruments), Stroudians Indonesia, juga ada dari komunitas Penggemar Novel Fantasi Indonesia (PNFI).

Terjadi sedikit insiden di sini, yang membuat Mas Peter, selaku empunya acara, uring-uringan. Slot panggung yang seharusnya sore hari, dimajukan menjadi pukul satu (atau setengah dua ya). Tadinya slot di panggung ini akan diisi dengan talkshow dan Aptitude Test, tapi berhubung para peserta untuk Aptitude Test-nya belum ketahuan tim mana saja, terpaksa dibatalkan :(

Akhirnya slot di panggung itu cuma diisi dengan talkshow bersama dengan editor Mizan Fantasi (yaitu saya -_-), publisis Nourabooks, perwakilan dari Lorien INA dan Maze Runner ID. Ada kuis juga berhadiah kaus dan tiket nonton bareng film The Scorch Trial. Banyak pengunjung sudah memadati kursi di depan panggung, tapi saya tahu benar bahwa mereka bukan pembaca novel fantasi, melainkan menunggu acara Pidi Baiq yang menempati slot berikutnya :))

Ramainya acara Surayah Pidi.
Foto kolpri Mbak Selvy

Beres talkshow, orang-orang yang berkerumun di situ makin banyak, dan saya jadi pusing. Yah, saya sebenarnya ingin juga menonton Surayah Pidi, tapi situasi dan kondisinya saat itu benar-benar tidak nyaman, jadi saya putuskan untuk menjauh dari TKP. Bersama dengan Mbak Selvy, Mbak Gita, dan Mas Fauzi dari PNFI, saya nongkrong di Cafe Gelatik di dekat pintu masuk pameran. Segelas iced cafe latte terbukti sukses mendinginkan kepala saya... Hahaha. Setelahnya, kami pindah nongkrong di salah satu pos Amazing Race, posnya Percy Jackson & The Olympians.

Penggemar Novel Fantasi Indonesia

Komunitas ini dimulai dari sebuah grup di Facebook, dan berkembang menjadi komunitas yang cukup solid sehingga tahun lalu membuka stan di acara tahunan IRF (Indonesia Readers Festival). Tahun ini pun sepertinya mereka akan membuka stan lagi. Saya menjadi salah satu anggota komunitas ini setelah dijebloskan oleh Mbak Esti, dan menjadi cukup akrab dengan beberapa anggotanya. Jadi, saya senang ketika dapat bertemu dengan mereka di IIBF ini.
Para anggota PNFI. Foto kolpri Mbak Selvy.
PNFI menjadi juara tiga Amazing Race. Selamat ya!
Berikutnya mungkin kita akan bersua lagi di acara IRF.

No comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan pesan jika berkenan :)