ur·ban1 a berkenaan dng kota; bersifat kekotaan;2 n orang yg berpindah dr desa ke kota;
Assalamualaikum.
Selamat hari Selasa :)
Pagi ini, perjalanan saya dari rumah ke kantor masih diwarnai kemacetan, tapi tidak semacet kemarin (hari Senin). Walaupun banyak orang bilang kota Bandung sudah semakin sumpek dan macet, dan saya pun setuju, tapi saya masih bersyukur karena kemacetannya tidak (atau mungkin belum?) separah di kota Jakarta.
Jakarta dan kemacetannya adalah salah satu bahasan dalam acara Obrolan Urban bersama Seno Gumira Ajidarma di Kineruku pada hari Jumat, 11 September kemarin. Moderator acara ini adalah Mas Zen RS, seorang penulis dan blogger (bukunya diterbitkan oleh Bentang Pustaka).
Namanya juga ngobrol, jadi ya bahasannya melebar kemana-mana. Yang jelas, tetap dalam ruang lingkup urban. Sejujurnya, saya hanya menangkap sekilas-sekilas apa yang diobrolkan, karena saya duduk di bagian belakang dan malah asyik mengobrol sendiri dengan rekan di kiri dan kanan saya :p *disambit sandal jepit*
Sebelah kiri Mas Zen RS, sebelah kanan Mas Seno Gumira. |
Materi kuliah #eh |
Sebelum acara dimulai, Mas Zen membagikan empat lembar bahan bacaan sebagai pengantar obrolan. Mirip kuliah aja deh :)) Di dalamnya tercantum sebuah kutipan Mas Seno yang saya rasa layak untuk direnungkan:
"...menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa."Betapa menyedihkan! Apakah kamu mau menjadi orang seperti itu?
Ah, sekali lagi saya bersyukur karena bisa dibilang saya bekerja di industri kreatif, bisa dibilang pekerjaannya tidak monoton dan membosankan. Walaupun sebagai manusia yang pada hakikatnya tidak pernah puas, terkadang rasa bosan itu datang juga. Jalan keluarnya, cari sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan.
Tiada Ojek di Paris
Goodreads | temanbuku
Materi dalam buku inilah yang menjadi pokok bahasan dalam Obrolan Urban. Buku ini berisikan kumpulan esai tulisan Mas Seno Gumira. Mengutip materi kuliah Mas Zen:Nyaris semua esai di buku ini menyodorkan persoalan demi persoalan dalam kehidupan urban. Dan esai-esai di buku ini jarang sekali menyodorkan jalan keluar--sebab memang bukan itu tujuannya. Esai-esai di buku ini, rasa-rasanya, lebih tepat diperlakukan sebagai ajakan untuk ngobrol ngalor-ngidul perihal pengalaman menjadi manusia urban, entah itu sebagai Jakartanesis atau Bandoenger atau warga di kota mana pun yang sedang menghadapi persoalan-persoalan serupa.
Sudah jelas, Tiada Ojek di Paris adalah buku non-fiksi, dan saya bukan pembaca buku non-fiksi, jadi saya belum membacanya :p Buku ini dijual pada saat acara berlangsung, tapi jumlahnya terbatas, karena stoknya sedang kosong dan cetak ulangnya belum selesai. Alhamdulillah, bukunya habis terjual, sampai beberapa orang tidak kebagian.
Buku-buku Seno yang dijual di acara. |
Selesai obrolan, ada sesi tanda tangan buku dan foto bersama Mas Seno. Saya lupa bilang, pesertanya ada sekitar 60-70 orang, melebihi perkiraan, jadi tempatnya lumayan penuh, dan tidak semua orang kebagian kursi. Ada yang terpaksa berdiri atau duduk di tangga. Sewaktu sesi tanda tangan pun antriannya lumayan panjang. Ada orang yang membawa setumpuk buku Seno...mungkin ada lebih dari 10 buku, dan Mas Seno dengan sabarnya menandatangani semuanya!
Suasana acara. Semakin sore, semakin banyak pesertanya! Minuman dan cemilan sore yang tersedia laris manis juga ^_^ |
Kineruku
Berhubung tidak banyak yang bisa saya tulis tentang materi Obrolan Urban, saya mau bahas sedikit tentang tempat acara ini dilangsungkan ya. Nama tempatnya Kineruku, lokasinya di Hegarmanah, Bandung. Sepertinya awalnya ini adalah perpustakaan pribadi yang kemudian dibuka untuk umum. Tempatnya asri dan asyik sekali untuk dipakai nongkrong. Para pencinta buku pasti betah deh berada di sini. Selain bisa duduk-duduk sambil baca buku, bisa pesan minuman dan makanan juga loh.Sebelum tempatnya penuh sesak oleh peserta acara, foto-foto dulu dong :)) |
Simpulan dari acara ini adalah, kegiatan mengobrol itu penting, walaupun yang diobrolkan mungkin tidak penting. Obrolan semacam ini adalah selingan menyenangkan di tengah kehidupan yang begitu serius dan menuntut kita untuk selalu mencapai dan menghasilkan sesuatu. Lain kali, kita ngobrol lagi ya! :D
No comments:
Post a Comment
Silakan tinggalkan pesan jika berkenan :)